Kertas Kerja Wajib
Pengaruh Muka Air Tanah Terhadap Kestabilan Lereng Pad PIT Lingkar 3-TAL PT. Bukit Asam Kab. Muara Enim Prov. Sumatera Selatan / 15361006 / T. Produksi / ISP / 2016 (Diploma : III)
Aktivitas pertambangan khususnya tambang terbuka (open pit) hampir selalu mengakibatkan perubahan morfologi permukaan mengingat penggalian menjadi aktivitas utamanya. Faktor keselamatan tentunya menjadi salah satu pertimbangan utama dalam rangkaian aktivitas penambangan. Oleh karena itulah sudah jelas dibutuhkan teknologi atau perencanaan yang baik agar pelaksanaan kegiatan penambangan bisa berjalan dengan aman, terjadi efisiensi biaya, efektif dan produktivitas dari pekerja tinggi serta lancar tanpa terjadi atau seminimal mungkin kecelakaan kerja. Kestabilan lereng menjadi perhatian khusus dalam merencanakan aktivitas penambangan di tambang terbuka. Perhitungan dan pemantauan secara tepat harus dilakukan untuk menghilangkan resiko longsoran. Longsornya lereng pit selain berakibat pada keselamatan pekerja dan alat, juga mengakibatkan menurunnya target produksi. Tingkat kestabilan lereng dapat diketahui dengan cara menghitung nilai Faktor Keamanan. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi Kestabilan Lereng adalah Muka Air Tanah. Lokasi penelitian berada di areal penambangan PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Unit Pertambangan Tanjung Enim. Daerah penelitian yaitu di Pit Lingkar 3TAL terletak pada koordinat 362500-363500 E dan 9584500-9586000 N bentuk pit penambangan mengarah dari barat daya ke timur laut. Analisa Kestabilan Lereng dilakukan pada cross section C-C’, K-K’ dan M-M’ dengan membagi area cross section menjadi Crest ke Bench, Bench ke Toe, dan Crest ke Toe. Analisa tersebut dilakukan menggunakan software Geostudio 2007 dan Slide 6.0, serta dengan menghitung Faktor Keamanan secara manual menggunakan metode Fellenius. Dari perhitungan Faktor Keamanan dengan asumsi lereng jenuh diperoleh lereng kritis (FK = 1.07-1.25) berada pada : Crest ke Bench Cross Section C-C’, Crest ke Toe Cross Section K-K, dan Crest ke Bench Cross Section M-M’, dan lereng yang tidak stabil (FK < 1.07) berada pada : Crest ke Toe Cross Section C-C’, Crest ke Bench Cross Section K-K’,Bench ke Toe Cross Section M-M’, dan Crest ke Toe Cross Section M-M’. Hasil analisa besar pengaruh penurunan MAT terhadap kenaikan nilai FK menggunakan metode statistik dengan menghitung koefisien korelasi didapat nilai 0.95, dengan begitu penurunan MAT memiliki korelasi positif yang sangat kuat dan signifikan dimana pengaruh MAT terhadap FK sebesar 95% dan sisanya 5 % merupakan faktor lainnya.
Tidak tersedia versi lain