Kertas Kerja Wajib
Analisis Getaran Tanah Akibat Peledakan Batuan Interburden B2-C PIT Tambang Air Laya Pada Tambang Batubara PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim Muara Enim-SumSel / 15361010 / T. Produksi / ISP / 2016 (Diploma : III)
Peledakan pada kegiatan penambangan, selain menimbulkan hancurnya batuan (pemberaian) juga akan menimbulkan getaran pada massa batuan di sekitarnya. Tingkat getaran peledakan tergantung pada rancangan peledakan dan kondisi geologinya. Untuk itu penerapan metode peledakan harus benar dan sesuai dengan kondisi batuan yang akan diledakkan. Getaran peledakan yang dihasilkan harus berada pada kondisi aman bagi keadaan sekelilingnya agar tidak terjadi konflik antara perusahaan dan masyarakat di sekitar tambang. Untuk mengetahui seberapa besar dampak yang terjadi akibat getaran peledakan terhadap bangunan, maka harus dilakukan pengukuran getaran. Hasil pengukuran dibandingkan dengan baku tingkat getaran. Apabila melebihi baku tingkat getaran maka desain peledakan harus diubah agar efek getarannya aman bagi lingkungan. PT. Bukit Asam (Persero) Tbk. merupakan perusahaan tambang batubara yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan luas Izin Usaha Pertambangan sebesar 15.421 Ha. Dalam melakukan penambangannya menggunakan metoda tambang terbuka dengan cara membongkar batuan yang keras, biasanya dilakukan dengan peledakan. Khusus untuk area Tambang Air Laya Selatan, geometri peledakan yang digunakan yaitu : Burden = 6 m, Spasing = 7-8 m, Stemming = 2,5-3,5 m, kedalaman lubang ledak = 6,75. Berdasarkan hasil pengukuran getaran tanah yang diperoleh di lapangan, untuk nilai getaran (PPV) yang paling besar terjadi pada 15 Februari 2016 yaitu 2.99 mm/s pada jarak 355 meter dari lokasi peledakan, dan untuk nilai getaran (PPV) minimum sebesar 0,0855 mm/s pada tanggal 22 Maret 2016 yang diukur pada jarak 500 meter dari lokasi peledakan.
Kata Kunci: Getaran tanah, Geometri, Blasmate III, PPV
Tidak tersedia versi lain